MASUK
KE DALAM PASAR GLOBAL
Dengan komunikasi, transportasi,
dan aliran keuangan yang lebih cepat, dunia akan semakin mengecil dan cepat.
Produk dan jasa yang dikembangkan dalam satu Negara mendapatkan penerimaan
antusias di Negara lain. Semakin banyak Negara yang menjadi multibudaya,
kebutuhan perusahaan harus dapat melintasi batasan di dalam dan diluar Negara
mereka.
A. PERSAINGAN
PADA BISNIS GLOBAL
Banyak perusahaan yang menjalankan pemasaran
internasional selama beberapa decade belakangan ini yaitu perusahaan-perusahaan
seperti Nestle, Shell, Bayer dan Toshiba telah dikenal di seluruh dunia selama
bertahun-tahun. Akan tetapi, persaingan global semakin kuat ketika perusahaan
baru ikut masuk dalam panggung internasional. Perusahaan domestik yang tidak pernah
memikirkan pesaing asing tiba-tiba menemukan pesaing tersebut didekat mereka.
Surat kabar menuliskan keberhasilan mobil Jepang, Jerman, Swedia, dan Korea
yang diimpor ke pasar AS, dan hilangnya pasar tekstil dan sepatu yang diimpor
dari Negara berkembang di Amerika Latin, eropa Timur, dan Asia. Banyak
perusahaan yang dianggap perusahaan AS sebenarnya adalah perusahaan asing,
Dannon, Red Roof Inn, Motel 6, Wild Turkey, Interscope, Houngton Mifflin, dan
L’Oreal misalnya, semuanya adalah perusahaan milik Prancis.
Meskipun beberapa bisnis AS mungkin ingin
menghilangkan pesaing asing melalui undang-undang tertentu, cara yang lebih
baik untuk bersaing adalah terus memperbaiki produk di dalam negeri dan
berekspresi ke pasar asing. Dalam industry global (global industry), posisi
strategis pesaing di pasar geografis atau nasional utama dipengaruhi oleh
keseluruhan posisi global mereka. Perusahaan global (global firm) beroperasi di
lebih dari satu Negara dan mempunyai keunggulan R &D, produksi, logistic,
pemasaran, dan keuangan yang tidak dimiliki oleh pesaing domestic murni.
B. MEMUTUSKAN
UNTUK BEREKSPANSI KE LUAR NEGERI
Sebagian besar perusahaan
lebih suka tetap beroperasi di dalam negeri jika pasar domestic mereka cukup
besar. Manajer tidak perlu mempelajari bahasa dan hokum Negara lain,
berhubungan dengan gejolak mata uang, menghadapi ketidakpastian politik dan
hokum, atau merancang kembali produk mereka untuk memenuhi kebutuhan dan
ekspektasi pelanggan yang berbeda. Bisnis akan lbih mudah dan lebih aman. Akan
tetapi, ada beberapa faktor yang menarik perusahaan ke arena internasional,
yaitu sebagai berikut:
1.
Beberapa
pasar internasional memberikan peluang laba yang lebih tinggi dibandingkan
pasar domestic.
2.
Perusahaan
membutuhkan basis pelanggan yang lebih besar untuk mencapai skala keharmonisan.
3.
Perusahaan
ingin mengurangi ketergantungan pada satu pasar.
4.
Perusahaan
memutuskan untuk menghadapi pesaing global di pasar domestic mereka.
5.
Pelanggan
bepergian ke luar negeri dan membutuhkan layanan internasional.
Sebelum mengambil keputusan
untuk berekspansi ke luar negeri, perusahaan harus meyadari dan
mempertimbangkan beberapa resiko:
1.
Perusahaan
mungkin tidak memahami preferensi asing dan bisa gagal menawarkan produk
atraktif yang kompetitif.
2.
Perusahaan
mungkin tidak mengerti mengenai regulasi asing dan mengalami biaya yang tidak
diharapkan.
3.
Perusahaan
mungkin kekurangan manajer dengan pengalaman internasional.
4.
Negara
asing dapat mengubah hokum komersialnya, mendevaluasi mata uangnya, atau
mengalami revolusi politik dan menyita property asing.
Beberapa perusahaan tidak
bertindak sampai ada kejadian yang mendorong mereka ke arena internasional.
Proses internasionalisasi biasanya terdiri dari empat
tahap:
1.
Tidak
ada kegiatan ekspor regular
2.
Ekspor
melalui perwakilan independen (agen)
3.
Pendirian
satu atau lebih anak perusahaan penjualan
4.
Pendirian
fasilitas produksi di luar negeri
Tugas pertama adalah
bergerak dari tahap 1 ke tahap 2. Kebanyakan perusahaan bekerja sama dengan
agen independen dan memasuki Negara tetangga atau Negara yang serupa. Kemudian
perusahaan membentuk departemen ekspor untuk mengelola departemen agennya.
Kemudian perusahaan mengganti agen dengan anak perusahaan penjualannya sendiri
di pasar ekspor yang lebih besar. Hal ini meningkatkan investasi dan resiko, dan
juga laba potensial.
Untuk mengelola anak
perusahaan, perusahaan mengganti departemen ekspor dengan departemen
internasional. Jika pasar besar dan stabil, atau Negara tuan rumah mensyaratkan
produksi local, perusahaan akan menempatkan fasilitas produksi di pasar
tersebut. Pada saat ini, perusahaan beroperasi sebagai perusahaan multinasional
dan mengoptimalisasikan pengadaan pembiayaan, manufaktur, dan pemasaran global.
Menurut beberapa periset, manajemen puncak mulai memberikan lebih banyak
perhatian pada peluang global ketika lebih dari 15% pendapatan berasal dari
pasar internasional.
GAMBAR 1.
Keputusan Utama Dalam Pemasaran Internasional
C. MEMUTUSKAN
PASAR MANA YANG AKAN DIMASUKI
Saat memutuskan untuk
berekspansi ke luar negeri, perusahaan harus mendefinisikan tujuan dan
kebijakan pemasarannya. Berapa perbandingan penjualan internasional dengan
total penjualan yang mereka cari? Sebagian besar perusahaan mulai dari
perusahaan kecil ketika berinvestasi ke luar negeri. Beberapa perusahaan
berencana untuk tetap menjadi perusahaan kecil, sedangkan perusahaan lain
mempunyai rencana yang lebih besar.
1.
Berapa
Banyak Pasar yang Akan Dimasuki
Perusahaan harus memutuskan berapa banyak Negara yang
akan dimasuki dan berapa cepat mereka berekspansi. Strategi masuk yang umum
adalah pendekatan air terjun, memasuki Negara secara bertahap dan beruntutan,
dan pendekatan semburan, memasuki banyak Negara sekaligus. Semakin banyak
perusahaan terutama perusahaan yang intensif teknologi dilahirkan global dan
memasarkan ke seluruh dunia sejak awal. Perusahaan juga harus memutuskan
Negara-negara yang akan dipertimbangkan. Daya tariknya dipengaruhi oleh produk
dan berdasarkan iklim geografis, penghasilan dan populasi, serta politik.
2.
Pasar
Negara Maju Versus Pasar Negara Berkembang
Salah satu perbedaan paling menonjol dalam pemasaran
global adalah perbedaan antara pasar Negara maju dan pasar Negara berkembang
atau pasar yang belum matang seperti Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika
Selatan. Kebutuhan dunia baru atau dunia berkembang yang belum terpenuhi merepresentasikan
pasar yang potensial yang besar bagi makanan, pakaian, tempat berlindung,
elektronik konsumen, peralatn rumah tangga, dan banyak barang lainnya. Pemimpin
pasar bergantung pada pasar Negara berkembang untuk mendorong pertumbuhan
mereka. Unilever dan Colgate menghasilkan 40% bisnis mereka dipasar yang sedang
berkembang.
Keberhasilan memasuki pasar berkembang memerlukan
sejumlah keahlian dan rencana khusus. Perhatikan bagaimana perusahaan berikut
memelopori cara untuk melayani konsumen “tak terlihat” ini:
a)
Grameen-Phone
memasarkan telepon seluler ke 35.000 desa di Bangladesh dengan memperkerjakan
para wanita desa sebagai agen yang menyewakan waktu menelpon kepada orang desa
lainnya, satu panggilan telepon satu kali.
b)
Colgate-Palmolive
masuk ke desa-desa India dengan van video yang memperlihatkan manfaat menyikat
gigi.
c)
Flat
mengembangkan “mobil dunia ketiga” Palio, untuk dijual di Negara-negara
berkembang. Mobil ini diproduksi di Brasil, India, Turki, Afrika Selatan, Cina,
dan Negara-negara lain.
d)
Corporacion
GEO membangun perumahan untuk prang berpendapatan rendah di Meksiko. Rumah
modular dengan dua kamar tidur dan dapat diperluas. Perusahaan telah berkembang
ke Cile.
Pemasar ini telah
memanfaatkan potensi pasar Negara berkembang dengan mengubah praktik pemasaran
konvensionalnya. Melakukan penjualan di daerah berkembang bukanlah bisnis
biasa. Ada batasan perbedaan ekonomi dan budaya, infrastruktur pemasaran
mungkin hampir tidak ada dan persaingan local bisa sangat kuat.
Integrasi ekonomi regional
penciptaan kesepakatan dagang antara blok Negara semakin intensif dalam
tahun-tahun terakhir. Ini berartu perusahaan lebih mungkin untuk memasuki
seluruh wilayah pada saat yang sama. Negara-negara tertentu membentuk zona
perdagangan bebas atau komunitas ekonomi-kelompok Negara-negara yang membentuk
organisasi dan bekerja meraih tujuan bersama dalam peraturan perdagangan
internasional.
1)
UNI
EROPA
Dibentuk pada tahun 1957, Uni Eropa berusaha menciptakan pasar tunggal
Eropa dengan mengurangi halangan terhadap aliran bebas dari produk, jasa,
keuangan, dan buruh di antara Negara-negara anggota, dan dengan mengembangkan
kebijaksanaan dangang dengan Negara non anggota. Saat ini, Uni Eropa adalah
salah satu pasar tunggal terbesar di dunia, dengan 25 negara anggota, mata uang
bersama-euro-dan lebih dari 454 juta konsumen menduduki 23% ekspor dunia.
2)
NAFTA
Pada bulan Januari 1994, North America Free Trade Agreement (NAFTA)
menggabungkan Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada dalam satu pasar tunggal
yang terdiri dari 360 juta orang yang memproduksi dan mengkonsumsi $6,7 triluin
nilai barang dan jasa setiap tahun. Seperti yang diimplementasikan selama 15
tahun, NAFTA akan menghilangkan semua halangan perdagangan dan batasan
investasi diantara ketiga Negara itu. Sebelum NAFTA, tariff atas produk AS yang
memasuki Meksiko rata-rata 13%, sementara tarif AS untuk barang-barang Meksiko
rata-rata 6%.
3)
MERCOSUR
Wilayah perdangan bebas lainnya dibentuk di Amerika Latin. Mercosur
(atau Mercosul) menghubungkan Brasil, Argentina, Paraguay, Uruguay dan
Venezuella untuk mempromosikan perdangan bebas dan pergerakan barang, oarng,
dan mata uang yang lancar. Bolivia, Cile, Kolombia, Ekuador, dan Peru adalah
anggota rekanan. Kemungkinan NAFTA pada akhirnya akan bergabung dengan Mercosur
dan bentuk kerja sama lainnya untuk membentuk zona perdagangan bebas seluruh
Amerika. Cile dan Meksiko sudah membentuk zona perdangangan bebas yang sukses.
4)
APEC
Dua puluh satu Negara, termasuk anggota NAFTA, Jepang, dan China,
bekerja sama untuk menciptakan wilayah perdangangan bebas Pasifik di bawah
naungan Asian Pacific Economic Cooperation Forum (APEC). Kepala pemerintah
anggota APEC bertemu dalam pertemuan tahunan untuk membicarakan ekonomi
nregional, kerjasama, perdagangan, dan investasi.
5)
ASEAN
Sepuluh Negara membentuk Association of Southest Asian Nation: Brunai
Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura,
Thauland, dan Vietnam. Wilayah ini adalah pasar yang menarik yang terdiri dari
lenih dari 550 juta orang dan Negara-negara anggotanya bertujuan bekerja sama
untuk memajukan wilayahnya sebagai pusat produksi dan ekspor utama. Usaha aktif
dalam integrasi ekonomi regional juga sedang terjadi di Karibia dan sebagian
Afrika.
Mengevaluasi Pasar Potensial
Misalkan sebuah
perusahaan telah mengumpulkan sederet pasar potensial untuk dimasuki. Bagaimana
perusahaan itu memilih diantara mereka? Banyak perusahaan lebih suka menjual ke
Negara tetangga karena memahami Negara ini dengan lebih baik dan dapat
mengendalikan biaya mereka dengan lebih efektif. Tidak mengejutkan bila dua
pasar ekspor terbesar di AS adalah Kanada dan Meksiko, atau perusahaan Swedia
pertama kali menjual ke Negara Skandinavia tetangga mereka.
Pada lain waktu,
kemiripan fisik menentuka pilihan. Banyak perusahaan AS lebih suka menjual ke
Kanada, Inggris, dan Australia daripada ke pasar yang lebih besar seperti
Jerman dan Prancis karena mereka merasa lebih nyaman dengan bahasa, hukum, dan
budayanya. Meskipun demikian, perusahaan harus cermat dalam meilih pasar
menurut jark budaya. Selain melewatkan pasar yang lebih potensial, perusahaan dapat terjebak
melakukan analisis superfisal tentang beberapa perbedaan nyata kunci
antarnegara dan menerapkan tindakan pemasaran yang dapat diprediksikan, kedua
hal ini akan merugikan mereka.
Sering klai masuk akal bagi perusahaan untuk
beroperasi di sedikit Negara dengan komitmen dan penetrasi yang lebih dalam di masing-masing
Negara tersebut. Secara umum, perusahaan lebih suka memasuki Negara-negara (1)
yang mempunyai peringkat lebih tinggi dalam daya tarik pasar, (2) yang resiko
pasarnya lebih rendah, dan (3) dimana perusahaan memiliki keunggilan
kompetitif.
MEMUTUSKAN CARA UNTUK MEMASUKI
PASAR (DECIDING HOW TO ENTER THE MARKET)
Ada lima strategi untuk memasuki
pasar yaitu ekspor tidak langsung, ekspor langsung, lisensi, joint venture, dan
investasi langsung. Setiap strategi yang berhasil cenderung lebih banyak
komitmen, risiko, kendali, dan potensi laba.
FIGURE 21.2
FIVE MODES OF ENTRY INTO FOREIGN
MARKETS
Ekspor Tidak Langsung dan Ekspor
Langsung (Indirect and Direct Export)
Ekspor tidak langsung mempunyai dua
kelebihan yaitu pertama, investasi lebih kecil: perusahaan tidak harus
membentuk departemen ekspor, tenaga penjualan luar negeri, atau sejumlah kontak
internasional. Kedua, risiko lebih kecil: karena perantara pemasaran internasional
membawa pengetahuan dan layanan pada hubungan tersebut, penjual akan lebih
sedikit membuat kesalahan. Perusahaan pada akhirnya dapat memutuskan untuk
menangani ekspor mereka sendiri. Investasi dan risiko lebih besar, tetapi
begitu pula potensi tingkat pengembaliannya. Perusahaan dapat melaksanakan
ekspor langsung dengan beberapa cara:
·
Departemen
atau divisi ekspor berbasis domestik. Departemen dapat
berevolusi dari fungsi layanan murni ke departemen ekspor sendiri mandiri yang
beroperasi sebagai pusat labanya sendiri.
·
Cabang
atau anak perusahaan penjualan luar negeri. Cabang
penjualan ini menangani penjualan dan distribusi serta mungkin juga pergudangan
dan promosi. Fungsinya sebagai pusat pajangan dan layanan pelanggan.
·
Perwakilan
penjualan ekspor yang berpergian. Perwakilan penjualan
yang berpusat di dalam negeri dan berpergian ke luar negeri untuk mencari
bisnis.
·
Distribusi
atau agen yang berpusat di luar negeri. Distributor dan agen
dapat memegang hak terbatas atau eksklusif untuk merepresentasikan perusahaan
di negara tersebut.
Internet
telah menjadi sarana efektif untuk melakukan riset pasar dan menawarkan proses
yang aman bagi pelanggan untuk melakukan pemesanan dan membayar produk di
berbagai zona waktu. Mencari informasi gratis tentang perdagangan dan ekspor
tidak pernah semudah sekarang. Berikut ini beberapa tempat untuk memulai
pencarian:
U.S. Departement of Commerce’s
International Trade Administration
|
|
Export-Import Bank of the United
States
|
|
U.S. Small Business Administration
|
|
Bereau of Industry and Security, a
branch of the Commerce Department
|
Melisensikan (Licensing)
Lisensi adalah cara sederhana untuk
terlibat dalam pemasaran internasional. Pemilik lisensi menerbitkan lisensi
bagi perusahaan asing untuk menggunakan proses manufaktur, nama dagang, hak
paten, rahasia dagang, atau hal berharga lainnya untuk mendapatkan komisi atau
royalti. Terdapat kelemahan utama pada lisensi. Pemberi lisensi mempunyai
kendali yang kecil terhadap pemegang lisensi daripada yang dimilikinya atas
fasilitas produksi dan penjualannya sendiri. Jika lisensi sangat berhasil,
perusahaan menyerahkan labanya ke pemegang lisensi jika dan ketika konrak
berakhir, perusahaan mungkin menemukan bahwa mereka sudah menciptakan pesaing.
Untuk mencegah hal ini, pemberi lisensi biasanya memasok beberapa bahan atau
komponen produk khusus. Namun, strategi terbaik adalah memimpin inovasi
sehingga pemegang lisensi akan terus bergantung pada pemilik lisensi.
Joint Venture
Investor
asing sering bergabung dengan investor lokal untuk menciptakan perusahaan joint
venture (usaha patungan) dimana mereka berbagi kepemilikan dan kendali.
Contohnya:
·
Coca-cola dan Nestle menggabungkan
kekuatan untuk mengembangkan pasar internasional untuk the dan kopi “siap
minum”, yang saat ini mereka jual dengan jumlah besar di Jepang.
·
Procter & Gamble membentuk joint
venture dengan saingannya dari Italia, Fater untuk membuat popok bayi di
Inggris dan Italia.
·
Whirlpool mengambil 53% saham bisnis
peralatan rumah tangga kelompok elektronik Belanda, Philip untuk melompat ke
pasar Eropa.
Investasi Langsung (Direcrt
Investment)
Bentuk terakhir keterlibatan luar
negeri langsung adalah kepemilikan langsung fasilitas perakitan atau manufaktur
di luar negeri. Perusahaan asing dapat membeli sebagian atau seluruh saham di
perusahaan lokal atau membangun fasilitasnya sendiri. Kekurangan utama investasi
langsung adalah perusahaan memaparkan investasi besar pada risiko seperti mata
uang yang ditutup atau didevaluasi, pasar yang memburuk, atau penyitaan.
Mungkin diperlukan biaya yang mahal untuk mengurangi atau menghentikan operasi
karena Negara tuan rumah mengharuskan uang pesangon yang cukup besar kepada
karyawan.
TABEL 21.2
PRO DAN KONTRA PEMASARAN GLOBAL
KEUNGGULAN
-
Skala keekonomisan dalam produksi
dan distribusi
-
Biaya pemasaran yang lebih rendah
-
Kekuatan dan cakupan
-
Konsistensi dalam citra merek
-
Kemampuan untuk mengangkat ide
barang dengan cepat dan efisien
-
Keseragaman dalam praktik
pemasaran
|
KELEMAHAN
-
Mengabaikan perbedaan dalam
kebutuhan. Keinginan, dan pola penggunaan produk yang dimiliki konsumen
-
Mengabaikan perbedaan dalam
respons konsumen terhadap elemen bauran pemasaran
-
Mengabaikan perbedaan dalam
pengembangan merek dan produk serta lingkungan kompetitif
-
Mengabaikan perbedaan dalam
lingkungan hukum
-
Mengabaikan perbedaan dalam
lembaga pemasaran
-
Mengabaikan perbedaan dalam
prosedur administratif
|
MEMUTUSKAN PROGRAM PEMASARAN
(DECIDING ON THE MARKETING PROGRAM)
Perusahaan internasional harus
memutuskan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyesuaikan strategi pemasaran
mereka dengan kondisi lokal. Pada satu sisi ada perusahaan yang menggunakan
bauran pemasaran yang terstandarisasi secara global di seluruh dunia.
Standarisasi produk, komunikasi, dan saluran distribusi menjanjikan biaya
rendah.
Global Similarities and Differences
Perilaku
konsumen dapat sangat berbeda di setiap pasar. Perbedaaan budaya dapat
diungkapkan antar Negara. Hofstede mengidentifikasikan empat dimensi budaya
yang membedakan negara yaitu :
1.
Individualisme
vs kolektivitas. Dalam masyarakat kolektif seperti
jepang, harga diri seseorang tertanam lebih pada sistem social daripada
pencapaian pribadi
2.
Jarak
kekuatan tinggi vs rendah. Budaya dengan jaraj kekuatan
tinggi cenderung kurang egaliter.
3.
Maskulin
vs feminine. Dimensi ini mengukur seberapa banyak
budaya didominasi oleh pria yang asertif versus wanita yang mengasuh.
4.
Penghindaran
ketidakpastian yang lemah vs kuat. Penghidaran
ketidakpastian mengindikasikan penduduknya bertoleransi rendah terhadap risiko
atau menghindari risiko.
Marketing Adaption
Banyak
perusahaan telah mencoba meluncurkan produk dunia mereka, hampir semua produk
membutuhkan beberapa adaptasi. Bahkan Coca-Cola lebih manis atau tidak terlalu
berkarbonisasi dinegara tertentu. Dapat diasumsikan bahwa perusahaan dapat
meluncurkan produk domestic mereka sama seperti di Negara lain, perusahaan
harus meninjau elemen berikut dan menentukan mana yang akan menambahkan
pendapatan atau biaya:
·
Fitur produk
·
Pelabelan
·
Warna
·
Bahan
·
Promosi penjualan
·
Media iklan
|
·
Nama merek
·
Kemasan
·
Pelaksanaan iklan
·
Harga
·
Tema iklan
|
Global Product Strategies
Product Standardization. Perusahaan
internasional harus memutuskan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menyesuaikan strategi pemasaran mereka dengan kondisi lokal. Pada satu sisi ada
perusahaan yang menggunakan bauran pemasaran yang terstandarisasi secara global
di seluruh dunia. Standarisasi produk, komunikasi, dan saluran distribusi
menjanjikan biaya terendah.
Product Adaptation Strategies. Warren
Keegan membedakan lima strategi adaptasi produk dan komunikasi ke pasar asing :
a. Perluasan
langsung (straight extension) memperkenalkan produk di pasar asing tanpa
perubahan apapun.
b. Penyesuaian
produk (product adaptation) mengubah produk untuk memenuhi kondisi atau
preferensi lokal. Ada beberapa tingkat penyesuaian yaitu :
-
Perusahan dapat menghasilkan versi
regional atas produknya
-
Perusahaan dapat membuat versi Negara
dari produknya
-
Perusahaan dapat membuat versi kota dari
produknya
-
Perusahaan dapat membuat berbagai versi
eceran dari produknya
c. Penciptaan
produk (product invention) terdiri dari penciptaan sesuatu yang baru
pembuatan
produk dapat mempunyai dua bentuk:
-
Penciptaan mundur (backward invention)
adalah memperkenalkan kembali bentuk produk lama yang disesuaikan dengan baik
terhadap kebutuhan Negara asing.
-
Penciptaan ke depan (forward invention)
adalah menciptakan produk baru untuk
memenuhi kebutuhan Negara lain.
FIGURE
21.3
FIVE
INTERNATIONAL PRODUCT AND COMMUNICATION STRATEGIES
|
|
PRODUCT
|
||
|
|
Do Not
Change Product
|
Adapt
Product
|
Develop
New Product
|
COMMUNICATION
|
Do Not
Change Communication
|
Straight Extension
|
Product
Adaptation
|
Product
Invention
|
Adapt
Communication
|
Communication
Adaptation
|
Dual
Adaptation
|
Brand Element Adaptation. Ketika
pemasar meluncurkan produk dan jasa secara global, mereka mungkin harus
mengubah elemen merek tertentu. Ketika Clairol meluncurkan “Mist Stick”, sebuah
besi pengeriting rambut, di jerman, Clairol menemukan bahwa mist adalah istilah
slang untuk pupuk kandang. Slogan merek atau slogan iklan kadang-kadang juga
harus di ubah.
TABEL 21.3
CLASSIC BLUNDERS IN GLOBAL
MARKETING
·
Kartu Hallmark gagal ketika
diperkenalkan di prancis. Orang prancis tidak menyukai sentiment manis dan
lebih suka menulis sendiri kartu mereka.
|
·
Philips mulai menghasilkan laba di
Jepang hanya setelah Philips mengurangi ukuran pembuat kopinya agar sesuai
dengan dapur orang jepang yang lebih kecil dan alat cukurnya agar sesuai
dengan tangan orang jepang yang lebih kecil.
|
·
Coca-Cola menarik botol dua
liternya di Spanyol setelah menemukan bahwa hanya sedikit orang Spanyol yang
memiliki kulkas dengan kabin yang cukup besar untuk mengakomodasinya.
|
·
General Food pada mulanya gagal di
Prancis karena diposisikan sebagai pengganti jus jeruk pada saat makan pagi.
Orang Prancis hanya minum sedikit jus jeruk dan hampir tidak meminumnya saat
makan pagi.
|
·
Pop-Tarts Kellog gagal di Inggris
karena persentase rumah inggris yang memiliki alat pemanggang jauh lebih
rendah daripada di Amerika Serikat, dan produk itu terlalu manis bagi selera
orang inggris.
|
·
Pasta gigi Crest Procter &
Gamble pada mulanya gagal di Meksiko ketika menggunakan kampanye AS. Orang
Meksiko tidak terlalu memperhatikan manfaat pencegahan gigi berlubang, dan
juga tidak mengorientasikan iklan yang menarik mereka secara ilmiah.
|
·
General Foods kehilangan jutaan
dolar dalam usahanya memperkenalkan campuran kue dalam kemasan kepada
konsumen Jepang. Perusahaan gagal untuk melihat bahwa hanya 3% rumah orang
Jepang yang dilengkapi dengan oven.
|
·
Lilin pemoles lantai S.C. Johnson
pada mulanya gagal di Jepang. Lilin itu membuat lantai terlalu licin, dan
Johnson mengabaikan fakta bahwa orang Jepang tidak mengenakan sepatu di rumah
mereka.
|
Global Communication Strategies
Perusahaan
dapat menjalankan program komunikasi pemasaran yang sama dengan yang digunakan
di pasar dalam negeri atau mengubahnya untuk setiap pasar lokal, sebuah proses
yang disebut penyesuaian komunikasi (Communication adaptation). Jika perusahaan
menyesuaikan produk dan komunikasinya sekaligus, perusahaan terlibat dalam
penyesuaian ganda (dual adaptation). Misalkan pesan, perusahaan dapat
menggunakan satu pesan di mana-mana, dengan hanya memvariasikan bahasa, nama,
dan mungkin warna untuk menghindari hal-hal tabu dibeberapa Negara. Kemungkinan
kedua adalah menggunakan tema kreatif yang sama secara global, tetapi
menyesuaikan pelaksanaan khusus dengan pasar lokal yang tepat. Pendekatan
ketiga terdiri dari pengembangan kumpulan iklan global, dimana setiap Negara
memilih pendekatan paling tepat.
Global Adaptations. Penggunaan
media juga memerlukan penyesuaian internasional karena ketersediaan media
bervariasi dari satu Negara ke Negara lain. Contohnya, Norwegia, Belgia, dan
Prancis tidak mengizinkan rokok dan alcohol diiklankan di TV. Austria dan
Italia mengatur iklan TV untuk anak-anak. Saudi Arabia tidak memperbolehkan
pengiklan menggunakan wanita dalam iklan. India mengenakan pajak terhadap
iklan. Ketersediaan dan efektivitas majalah pun beragam; di Italia majalah
memiliki peran yang besar namun di Austria, perannya kecil.
Global Pricing Strategies
Price Escalation. Ketika
perusahaan menjual barang mereka di luar negeri, perusahaan tersebut menghadapi
eskalasi harga (price escalation). Contohnya, tas tangan Gucci mungkin dijual
seharga $120 di Italia, namun $240 di Amerika Serikat. Mengapa? Gucci harus
menambahkan biaya transportasi, tarif, marjin importer, marjin pedagang grosir,
dan marjin pengecer ke harga pabriknya. Karena tergantung pada biaya ini dan
juga resiko fluktuasi mata uang, produk dapat dijual dua atau lima kali lipat
lebih mahal daripada Negara lain untuk menghasilkan laba yang sama bagi
produsen. Perusahaan mempunyai tiga pilihan untuk menetapkan harga di berbagai
Negara:
1.
Menetapkan harga seragam dimana saja
2.
Menetapkan harga berbasis pasar di
setiap Negara
3.
Menetapkan harga berbasis biaya di
setiap Negara
Transfer Prices. Masalah
lain timbul ketika salah satu unit mengenakan harga transfer ke unit lain di
perusahaan yang sama untuk barang-barang yang dikirimkannya kepada anak
perusahaannya di luar negeri. Jika perusahaan mengenakan harga yang terlalu
tinggi kepada anak perusahaannya, perusahaan itu dapat berakhir dengan membayar
bea masuk yang lebih tinggi, meskipun membayar pajak pendapatan yang lebih
rendah di Negara asing. Jika perusahaan mengenakan biaya terlalu rendah kepada
anak perusahaannya, perusahaan itu dapat dituduh melakukan dumping, yaitu
mengenakan harga yang lebih rendah daripada biayanya atau lebih rendah dari
harga yang dikenakan di pasar domestiknya untuk memasuki atau memenangkan
pasar.
Gray Markets.Banyak
perusahaan multinasional mendapatkan masalah dengan adanya pasar abu-abu (gray
markets) terdiri dari produk bermerek yang dialihkan dari saluran distribusi
normal atau resmi di Negara asal produk atau melintasi batas internasional.
Penyalur di Negara-negara harga murah menemukan cara untuk menjual beberapa
produknya di Negara-negara yang harganya lebih tinggi sehingga menghasilkan
lebih banyak laba.
Counterfeit Products. Dengan
ketersediaan teknologi terbaru disemua tempat, tidak mengejutkan pemalsuan dan
peniruan menjadi masalah utama.
Pemalsuan sangat mengurangi laba merek mewah seperti hermes, LVMH, Moet
Hennesy, Louis Vuitton, dan Tiffany, tetapi pemalsuan yang cacat dapat
benar-benar membunuh orang. Contohnya ponsel dengan baterai palsu, rem palsu
yang terbuat dari pemotong rumput yang disatukan dan suku cadang pesawat palsu
menimbulkan adanya resiko keamanan bagi konsumen.
Global Distribution Strategies
Channel Entry. Figure
21.4 menunjukkan tiga penghubung antara
penjual dan pembeli akhir. Yang pertama, kantor pusat pemasaran internasional penjual,
departemen ekspor atau divisi internasional membuat keputusan mengenai saluran
dan aktifitas pemasaran lainnya. Penghubung kedua, saluran antarnegara, membawa
produk ke perbatasan dengan Negara asing. Keputusan yang dibuat di penghubung
ini termasuk jenis perantara (agen, perusahaan dagang), jenis transportasi
(udara, laut) serta pembiayaan dan manajemen risiko. Penghubung ketiga, saluran
didalam Negara asing, membawa produk dari titik masuk mereka ke pembeli dan
pengguna akhir.
FIGURE 21.4
WHOLE-CHANNEL CONCEPT FOR
INTERNATIONAL MARKETING
Channel Differences. Saluran
distribusi di dalam Negara berbeda-beda. Untuk menjual produk konsumen di
Jepang, perusahaan harus berkerja melalui salah satu sistem distibusi paling
rumit di dunia. Mereka menjual ke pedagang grosir umum, yang kemudian menjual
ke pedagang grosir produk, yang menjual ke pedagang grosir khusus, yang menjual
ke pedagang grosir regional, yang menjual ke pedagang grosir lokal, yang
akhirnya menjual ke pengecer. Semua tingkatan distribusi ini dapat
mengakibatkan harga di konsumen menjadi dua kali atau tiga kali lipat dari
harga importir.
Pengaruh
Negara – Asal
Dalam pasar global yang
semakin terhubung serta sangat kompetitif, pejabat pemerintah dan pemasar
sangat memperhatikan bagaimana sikap dan kepercayaan mengenai Negara mereka
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dan bisnis. Persepsi Negara – asal
adalah asosiasi dan kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah Negara. Pejabat
pemerintah ingin memperkuat citra Negara mereka untuk membantu pemasar domestic
yang melakukan ekspor, serta untuk menarik perusahaan dan investor asing.
Pemasar ingin menggunakan presepsi Negara-asal yang positif untuk menjual
produk dan jasa mereka.
Pemerintah kini menyadari
citra kota dan Negara mereka mempengaruhi lebih dari sekadar bidang pariwisata
dan mempunyai nilai yang penting dalam perdagangan. Menarik bisnis asing dapat
meningkatkan ekonomi local, menyediakan pekerjaan, dan meningkatkan
infrastruktur. Pejabat kota di Kobe, Jepang, dapat menarik perusahaan
multinasioanl Procter&Gamble, Nestle, dan Eli Lilly untuk meletakkan kantor
pusat Jepang mereka di kota tersebut melalui teknik pemasaran tradisional,
dengan penentuan target dan positioning yang cermat. Di seluruh dunia, setelah
melihat nama mereka digunakan untuk membantu penjualan berbagai macam produk
mulai dari pizza hingga ke parfum hingga ke gorden, kota Venezia membuat
prioritas untuk memanfaatkan citra mereka. Pejabat kota Hong Kong juga
mengembangkan sebuah symbol – naga yang penuh gaya untuk mempresentasikan nilai
merk inti kota mereka.
Negara – Negara di seluruh
dunia kini dipasarkan seperti merk lainnya. Selandia baru mengembangkan program
pemasaran yang teratur untuk menjual produk merekan ke luar negeri, melalui
program New Zealand Way, dan untuk menarik turis dengan menunukkan lanskap yang
dramatis yang ditampilkan pada trilogy film “The Lord of The Rings”. Kedua
usaha memperkuat citra Selandia Baru sebagai Negara yang segar dan alami.
Namun, tidak semua film dapat membantu citra sebuah Negara. Walaupun Kazakhstan
mempunyai cerita untuk diceritakan mengenai ukuran mereka yang besar, sumber
daya alam yang kaya, dan modernisasi yang cepat, film buatan dokumenter “Borat”
dari komedian Inggris Sacha Baron Cohen menggambarkan Negara tersebut dalam
citra yang sama sekali berbeda, terkadang kejam dan vulgar.
Sikap terhadap Negara asal
dapat berganti sepanjang waktu. Sebelum Perang Dunia II, Jepang mempunyai citra
kualitas rendah. Sukses Sony dengan TV Trinitron-nya dan pembuat mobil dari
Jepang, Honda dan Toyota membantu mengubah opini masyarakat. Perusahaan yang
kuat yang timbul sebagai pemain global dapat melakukan perubahan bagi citra
suatu Negara. Bergantung sebagian pada kesuksesan global dari Nokia, Finlanadia
meluncurkan kampanye untuk meningkatkan citra sebagai pusat dari inovasi
teknologi tinggi.
Persepsi
Konsumen tentang Negara Asal
Pemasar global tahu bahwa
pembeli mempunyai sikap dan kepercayaan berbeda tentang merk atau produk dari
berbagai Negara. Presepsi Negara asal ini mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen secara langsung dan tidak langsung. Presepsi bisa dimasukkan sebagai
atribut dalam pengambilan keputusan untuk mempengaruhi atribut lain dalam
proses (jika produk merupakan produk dari Prancis, produk itu pasti penuh
gaya). Fakta bahwa merk dianggap berhasil di panggung global dapat meningkatkan
kredibilitas dan rasa hormat. Beberapa studi menemukan hal sebagai berikut :
·
Orang sering bersifat etnosentris dan lebih
suka menggunakan produk dalam negeri mereka sendiri, kecuali mereka berasal
dari Negara yang kurang maju.
·
Semakin bagus citra Negara, semakin penting
label “Made In …..” harus ditampilkan.
·
Dampal asal negara bervariasi dengan jenis
produk. Konsumen ingin tahu di mana sebuah mobil dinuat, tetapi tidak untuk
minyak pelumasnya.
·
Negara tertentu menikmati reputasi atas barang
tertentu : Jepang untuk mobil dan elektronik konsumen : Amerika Serikat untuk
inovasi teknologi tinggi, minuman ringan, mainan, rook, dan jins : Prancis
untuk anggur, parfum, dan barang mewah.
·
Kadnag – kadang presepsi negara asal dapat
meliputi seluruh produk negara tersebut. Dalam salah satu studi, konsumen Cina
di Hong Kong menganggap produk AS sebagai produk yang bergengsi, produk Jepang
sebagai produk yang inovatif, dan produk Cina sebagai produk yang murah.
Pemasar harus melihat
presepsi negara asal dari prespektif domestic dan asing. Di pasar domestik,
presepsi ini dapat menggugah rasa patriotism atau mengingatkan konsumen akan
masa lalu mereka. Ketika perdagangan internasional tumbuh, konsumen dapat
memandang merk tertentu sebagai sesuatu yang penting secara simbolis dalam
warisan budaya dan identitas mereka. Daya tarik patriotis telah menjadi dasar
strategi pemasaran di seluruh dunia, tetapi strategi ini mungkin kurang unik
dan bahkan terlalu banyak digunakan. Sepanjang pemerintahan Reagan pad atahun
1980 – an, jumlah merk AS dalam berbagai kategori produk (mobil, bir, pakaian)
menggunakan tema Amerika dalam iklan mereka, mungkin melemahkan usaha itu
secara keseluruhan sebagai akibatnya.
Dalam beberapa kasus,
konsumen tidak tahu asal meerk karena merek terkait dengan bebrbagai negara
atau negara asal tidak terlalu dikenal. Dalam survey, konsumen selalu menduga
bahwa Heineken berasal dari Jerman dan Nokia berasal dari Jepang (pada mereka
berasal dari Belanda dan Finlandia). Hanya sedikit yang tahu bahwa Häagen Dazs
dan Estée Lauder berasal dari Amerika Serikat.
Dengan begitu banyak proses
manufaktur di outsource dan dilakukan di luar negeri, cukup sulit untuk
menegtahui negara asal produk yang sebenarnya. Hanya 65 % kandungan Ford
Mustang berasal dari AS atau Kanda, sementara Toyota Sienna dirangkai di
Indiana dengan 90 % komponen lokal. Pembuatan mobil asing menuangkan uang ke
Amerika Utara, berinvestasi di pabrik, pemasok dan penyalur serta pusat desain,
pengujian, dan riset. Namun, apa yang membuat sebuah produk lebih “Amerika”
mempunyai presentase komponen Amerika Utara yang lebih tinggi atau menciptakan
lebih banyak pekerjaan di Amerika Utara ? Dua ukuran tersebut mengkin
menghasilkan kesimpulan yang sama.
Perusahaan dapat membidik
ceruk untuk memantapkan jejak di pasar baru. Pembuat kulkas, mesin cuci dan
pendingin udara terkemuka Cina, Haier, sedang membangun citra di Amerika
Serikat dengan para mahasiswa AS yang setia membeli kulkas mini-nya di Wal Mart
dan di tempat lainnya. Rencana jangka panjang Haier adalah memperkenalkan
produk inovatif di bidang lain, seperti perangkat TV layar datar dan pendingin
anggur.
Sesuai kemajuan mereka, perusahaan dapat mulai
membangun akar local untuk meningkatkan relevansi, ssperti yang dilakukan
Toyota.
Memutuskan
Organisasi Pemasaran
Perusahaan mengelola aktivitas pemasaran
internasional mereka dengan tiga cara : melalui departemen ekspor, devisi
internasional dan organisasi global.
Departemen
Ekspor
Perusahaan biasanya masuk ke pemasaran
internasional hanya dengan mengirimkan keluar barang mereka. Bila penjualan
internasional berkembang, perusahaan membentuk departemen ekspor, yang terdiri
dari seorang manajer penjualan dan beberapa asisten. Dengan meningkatnya
penjualan, departemen ekspor berekspansi untuk mencakup bermacam – macam
layanan pemasran sehingga perusahaan dapat mengejar bisnis dengan semakin
agresif. Bila perusahaan melakukan joint venture atau berinvestasi langsung,
departemen ekspor tidak lagi mencukupi untuk mengatur operasi internasional.
Divisi
Internasional
Banyak perusahaan terlibat
dalam beberapa pasar dan usaha internasional. Cepat atau lambat mereka membuat
divisi internasional untuk menangani semua aktivitas internasional. Divisi internasional
dikepalai oleh presiden divisi yang menetapkan tujuan dan anggaran serta
bertanggung jawab terhadap pertmbuhan internasional perusahaan.
Staf korporasi internasional
perusahaan terdiri dari spesialis fungsional yang menyediakan layan berbagai
unit operasi. Unit operasi dapat dikelola dengan beberapa cara. Pertama mereka
dapat membentuk organisai geografis. Pejabat melapor kepada presiden divisi
internasional mungkin adalah wakil presiden regional untuk Amerika Utara,
Amerika Latin, Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Timur Jauh. Yang melapor kepada
wakil presiden regional adalah manajer negara yang bertanggung jawab terhadap
tenaga penjualan, cabang penjualan, distributor dan penerima lisensi pada
negara yang bersangkutan. Unit operasi dapat berupa group produk dunia, masing
– masing dengan wakil presiden internasional bertanggung awab terhadap
penjualan seluruh dunia untuk masing – masing group produk. Wakil presdiden
tersebut dapat menempatkan staf korporasi spesialis wilayah untuk keahlian
mereka pada daerah geografis yang berbeda. Terakhir, unit operasi dapat berupa
anak perusahaan internasional, masing – masing dikepalai seorang presiden.
Beberapa presiden anak perusahaan melapor kepada presiden dari divisi
internasional.
Organisasi
Global
Beberapa perusahaan dapat benar – benar menjadi
organisasi global. Manajemen dan staf koporat puncak mereka merencanakan
fasilitas manufaktur, kebijakan pemasaran, aliran financial dan sistem logistic
di seluruh dunia. Unit operasi global melapor langsung kepada kepala eksekutif
atau komite eksekutif, bukan kepada kepala divisi internasional. Perusahaan
melatih eksekutif mereka dalam operasi seluruh dunia, merekrut manajemen dari
berbagai negara, membeli komponen danpersediaan pada biaya perolehan terendah,
dan melakukan investasi yang memiliki antisipasi tingkat pengembalian terbesar.
Perusahaan ini menghadapi
beberap kompleksitas organisasioanal. Sebagai contoh, ketika perusahaan
menetapkan harga bagi computer mainframe perusahaan kepada sistem perbankan
besar di Jerman, seberapa banyak pengaruh yang seharusnya dimiliki oleh manajer
produk kantor pusat? Dan manajer bagi sector perbankan perusahaan? Dan manajer
negara Jerman perusahaan?
Keadan yang berbeda akan
membutuhkan pendekatan yang berbeda. Ketika tekanan untuk “integrasi global”
(produk padat modal, permintaan yang homogen) kuat dan tekanan untuk
“responsivitas nasional” (standar dan halangan lokal, preferensi local yang
kuat) lemah, strategi global dengan memperlakukan dunia sebagai satu pasar
dapat diterima dengan akal sehat (sebagai contoh, pada barang elektronik
konsumen). Ketika yang terjadi adalah sebaliknya, strategi multinasional yang
memperlakukan dunia sebagai satu portofolio dari peluang nasional lebih tepat
(seperti untuk makanan atau produk pembersih).
Ketika kedua kekuatan itu
berhasil hingga suatu titik, strategi ”global” yang mestandarkan elemen
tertentu dan melokalosasikan elemen lain bisa menjadi dalan keluar (misalnya,
di bidang telekomunikasi). Seperti yang sering terjadi, banyak perusahaan
mencari campuran kendali global tersentralisasi dari kantor pusat perusahaan
dengan input dari pemasar local dan regional. Meskipun demikian, pencarian
keseimbangan itu tidak mudah. Filosofi Coca-Cola “berpikir lokal, bertindak
lokal” yang mendesentralisasi banyak kekuasaan dan tanggung jawab untuk
merancang program dan aktivitas pemasaran, jatuh hancur karena banyak manajer
local yang kurang memiliki keahlian atau disiplin yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Iklan yang tidak mirip dengan Coke pun muncul,
seperti orang telanjang yang berjalan menyusuri sebuah pantai Italia, dan
penjualan pun terhambat. Merespons hal tersebut, sekarang eksekutif Coke di
Atlanta mulai memainkan peranan strategis yang kuat lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar