BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
BSB,Inc. adalah suatu perusahaan nasional yang cukup besar di USA yang
bergerak di bidang pelayanan makanan (food service). Perusahaan BSB,Inc.
memiliki tiga divisi sesuai dengan orintasi target marketnya yaitu : corporate,
airline dan university/college. Rene Kershaw adalah salah seorang manajer
BSB,Inc. yang ditugaskan pada divisi salah satu universitas di wilayah tenggara
USA dan telah bertugas disana selama 18 bulan. Di salah satu universitas di wilayah
tersebut BSB,Inc. telah beroperasi selama 10 tahun dan terikat kontrak untuk
menyediakan pelayanan makanan bagi 6000 orang mahasiswa dan 3000 fakultas, staf
dan personel pendukung lainnya.
Kampus/universitas yang dibangun sebagai wujud bantuan seorang
industrialist tersebut terletak di suatu kota dengan jumlah penduduk 200.000
orang dan lokasinya terisolasi jauh di pinggiran kota. Lingkungan kampus adalah
lingkungan “walking campus” dengan asrama, ruang kelas, dan tempat-tempat
pendukung lainnya seperti toko buku, barber shop, branch bank dan fasilitas
pelayanan makanan yang saling berdekatan. Akses transportasi baik umum maupun
pribadi di dalam kampus sangat terbatas.
Pihak universitas juga menyediakan 3 space untuk disewakan sebagai
fasilitas pelayanan makanan :
1) Pertama adalah fasilitas utama yaitu kafetaria yang
luas untuk tempat sarapan, makan siang dan makan malam setiap hari yang terletak
di lantai dasar di gedung administrasi, persis di tengah kampus.
2) Kedua adalah Dogwood Room; menyediakan makanan
prasmanan kelas atas untuk akhir pekan saja, terletak di lantai 2 gedung
administrasi.
3)
Ketiga adalah
small grill yang terletak di sudut gedung rekreasi dekat asrama. Tempat ini buka dari jam 11
pagi – 10 malam setiap hari kecuali jumat dan sabtu malam buka sampai tengah
malam.
Kershaw ditugaskan dan bertanggung jawab terhadap operasional diketiga
tempat tersebut.
B.
Keputusan
Pizza (Decission Pizza)
Survey yang dilakukan oleh Rene Kershaw
menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa di universitas tersebut tidak
puas dan urung untuk membeli makanan dalam kampus. Dari data tersebut
menunjukan:
a. Persentase makanan yang disiapkan di dalam kampus 20%
b.
Persentase makanan yang dikirim dari luar kampus 36%
c.
Persentase makanan yang dikonsumsi di luar kampus 44%
Beberapa alasan ketidakpuasan yang diberikan
oleh mahasiswa adalah :
1)
Sedikitnya variasi makanan yang diberikan.
2)
Jadwal kuliah yang ketat sehingga sering tidak
sesuai dengan jadwal buka kafetaria.
Terdapat tiga temuan survey
lain yang menjadi perhatian Kershaw yaitu:
1)
Mahasiswa membawa mobil ke kampus 84%
2)
Mahasiswa memiliki refrigerators/microwaves di kamar
mereka 62%
3)
Makanan yang dikonsumsi mahasiswa diluar fasilitas
BSB, Inc. 43%
Keputusan Kershaw sebagai
respon terhadap survey pasar tersebut adalah melakukan ekspansi /menambah menu
makanan di grill termasuk menu pizza dan memberikan pelayanan pengiriman
(delivery service) ke seluruh wilayah kampus. Konsekuensi dari keputusan
tersebut, ada beberapa strategi yang diambil Kershaw yaitu sebagai berikut :
1)
Memasang instalasi oven pizza di grill.
2)
Menyediakan tempat untuk menyimpan bahan pizza dan
tambahan lain serta menyediakan tempat memotong pizza dan memasukkan ke dalam
box, dan untuk menyiapkan pizza yang sudah siap dimasak.
3)
Melatih personel yang ada untuk membuat pizza dan
menambah personel untuk jasa pengiriman.
4)
Membeli alat transportasi untuk pengiriman yaitu
sepeda.
5)
Untuk mempertahankan harga rendah dan menyediakan
servis yang cepat, Kershaw menyediakan kombinasi topping pizza yang terbatas sehingga
sejumlah “pizza standar” / setengah jadi dapat disiapkan dan dimasak ketika ada
pesanan.
Dalam waktu 10 bulan setelah keputusan memberikan
pelayanan pizza, penjualan dan profit BSB, Inc. meningkat. Peningkatan
permintaan terhadap layanan pizza juga membuat kapasitas tempat dan peralatan
pembuatan pizza yang ada saat ini menjadi tidak bisa memenuhi permintaan sehingga
pengiriman sering tertunda. Secara perlahan dari data penjualan terlihat bahwa
penjualan pizza mulai berada pada tahap penurunan. Menurut seorang supervisor
grill dalam beberapa bulan terakhir pesanan untuk topping pizza dan
kombinasinya yang tidak tersedia dalam menu semakin meningkat. Ternyata pasar
pizza di dalam kampus dipengaruhi oleh “perang pizza” di luar kampus.
C.
Tantangan Baru
Pihak Universitas
mengumumkan akan membuka food court baru. Kebijakan baru pihak universitas
adalah mengizinkan dan memberi akomodasi pelayanan makanan pada 3 perusahaan
yaitu Dunkin'Donuts, Taco Bell, and Pizza Hut. Kershaw menyimpan 3 pertanyaan
krusial :
1)
Mengapa permintaan pizza menurun?
2)
Dampak apa yang akan diberikan oleh food
court baru tersebut terhadap operasional yang dilakukannya?
3)
Haruskah dia memperluas operasional
pizzanya? Jika ya bagaimana?
BAB
II
ANALISIS & PEMBAHASAN
Secara
umum dapat dijumpai banyak strategi yang dapat diaplikasikan dalam pengembangan
bisnis.
A. Mengembangkan Misi dan Strategi
Sebuah usaha manajemen operasi yang efektif haruslah mempunyai sebuah
misi sehingga mengenali ke mana arah tujuannya, dan mempunyai sebuah strategi
sehingga mengetahui bagaiman cara mencapai misinya tersebut.
1)
MISI
Misi
adalah tujuan atau dasar pemikiran yang melandasi keberadaan suatu organisasi.
Begitu misi organisasi telah ditetapkan, setiap wiayah fungsional dalam
perusahaan menentukan misi pendukungnya. Wilayah fungsional adalah bagian
penting yang dibutuhkan oleh perusahaan, seperti pemasaran, keuangan/akuntansi,
dan produksi/operasi. Misi setiap fungsi dibuat
untuk
mendukung misi perusahaan secara keseluruhan. Kemudian, dalam fungsi tersebut,
misi pendukung untuk tingkat yang lebih rendah ditetapkan untuk fungsi
manajemen operasi.
2)
STRATEGI
Saat misi ditetapkan, strategi
dan penerapannya dapat dimulai. Strategi adalah rencana tidakan organisasi
untuk mencapai misinya. Strategi memanfaatkan peluang dan kekuatan,
menetralkan ancaman, serta menghindari kelemahan. Perusahaan-perusahaan
mencapai misi melalui tiga cara yaitu diferensiasi, kepemimpinan biaya, dan
respons yang cepat. Manajer operasi mempunyai tugas untuk menciptakan barang
dan jasa yang lebih baik atau paling tidak berbeda dengan yang lain, lebih
murah dan lebih cepat tanggap
B. Meraih Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing (dikenal luas sebagai competitive advantages) berarti
menciptakan system yang mempunyai keunggulan unik atas pesaing lain. Idenya
adalah menciptakan nilai pelanggan (custumer value) dengan cara efisien dan langgeng.
Bentuk
murni strategi memang memungkinkan, tetapi manager operasi umumnya lebih sering
diminta untuk menerapkan beberapa kombinasi dari mereka.
1)
Bersaing dalam Diferensiasi
Diferensiasi
(differentiation) adalah cara melakukan diferensiasi penawaran dari suatu
organisasi sehingga pelanggan menerimanya sebagai nilai tambah. Diferensiasi
berhubungan dengan penyajian suatu keunikan. Peluang sebuah perusahaan untuk
menciptakan keunikan dapat dilakukan pada semua aktivitas perusahaan.
Lebih
lanjut lagi, karena banyak produk menyertakan jasa dan kebanyakan jasa
memasukan unsur produk, menciptakan keunikan benar-benar hanya masalah
imajinasi. Diferensiasi (diferencistion) harus diartikan melampaui ciri fisik
dan atribut jasa yang mencakup segala sesuatu mengenai produk atau jasa yang
membantu mendefinisikan segala sesuatu tentang suatu barang atau jasa yang
mempengaruhi nilai yang potensial bagi pelanggan. Hal ini mungkin juga berupa
jenis barang yang beragam, cirri atau jasa yang berkaitan dengan produk.
Beberapa jasa dapat dimanifestasikan kedalam kenyamanan (lokasi took di pusat kota), pelatihan,
pengantaran dan pemasaran produk, atau jasa perbaikan dalam pemeliharaan.
Dalam
sector jasa, satu pilihan untuk membedakan barang adalah melalui pengalaman.
Pengalaman yang berbeda dalam sector jasa merupakan perwujudan “ekonomi
pengalaman”. Maka differensiasi pengalaman (experience differentiation) adalah
membuat pelanggan terkesan, untuk memanfaatkan seluruh panca indera merekan
sehingga larut dalam pengalamannya sehingga menjadi pengguna aktif produk
tersebut.
2)
Bersaing dalam Biaya
Salah
satu pemicu strategi biaya rendah adalah fasilitas yang dimanfaatkan secara
efektif. Penggunan biaya rendah mengalami hal ini dan memanfaatkan dayanya
secara efektif. Dengan mengidentifikasi ukuran optimal (dan investasi),
perusahaan dapat menyebarkan biaya pada unit-unitnya untuk menurunkan biaya dan
menjadikannya unggul. Kepemimpinan biaya-rendah (low-cost-leadership) berarti
mencapai nilai maksimum sebagaimana yang diinginkan pelanggan. Hal ini
membutuhkan pengujian sepuluh keputusan manajemen operasi dengan usaha yang
keras untuk menurunkan biaya dan tetap memenuhi harapan pelanggan. Strategi
biaya-rendah tidak berarti nilai atau kualitas barang menjadi rendah.
3)
Besaing dalam Respons
Respons (response)
seperangkat nilai yang terkait dengan hasil yang cepat, fleksibel, dan dapat
diandalkan. Respons yang fleksibel dapat dianggap sebagai kemampuan memenuhi
perubahan yang terjadi dipasar di mana terjadi pembaruan rancangan dan
fluktuasi volume. Aspek kedua dari respons adalah penjadwalan yang dapat
diandalkan. Salah satu cara industry mesin jerman menjaga keunggulan -terlepas
dari upah tenaga kerja disana adalah tertinggi di dunia- adalah memalui respons
yang dapat diandalkan. Respons yang cepat menggambarkan penjadwalan yang dapat
diandalkan. Aspek ketiga dalam respons adalah kecepatan, bersaing pada
kecepatan-kecepatan rancangan, produksi, dan pengantaran.
C. Sepuluh Keputusan Strategi Manajemen
Operasi
Diferensiasi, biaya rendah dan respons yang cepat dapat dicapai saat
meneger membuat keputusan efektif dalam sepuluh wilayah Manajemen Operasi (MO).
Keputusan ini dikenal sebagai
keputusan operasi (operation decision). Berikut sepuluh keputusan MO yang
mendukung misi dan menerapkan strategi.
1)
Perancangan barang dan jasa, perancangan barang dan jasa
menetapkan sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kulitas, dan
sumber daya manusia bergantung pada keputusan perencanaan. Merancang biasanya
menetapkan batasan biaya terendah dan kualitas tertinggi.
2)
Kualitas, Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus
ditetapkan, peraturan, dan prosedur dibakukan untuk mengidentifikasikan serta
mencapai standar kualitas tersebut.
3)
Perancangan proses dan kapasitas. Pilihan-pilihan proses
tersedia untuk barang dan jasa. Keputusan proses yang diambil membuat manajemen
mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya
manusia, dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan
menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan.
4)
Pemilihan lokasi, keputusan lokasi organisasi
manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan. Kesalahan yang dibuat pada
langkah ini dapat mempengaruhi efisiensi.
5)
Perencanaan tata letak, Aliran bahan baku, kapasitas yang
dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan teknologi, dan kebutuhan persediaan
mempengaruhi tata letak.
6)
Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan bagian
integral dan mahal dari keseluruhan rancang system. Karenanya kualitas
lingkungan kerja yang diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhkan, dan upah
harus ditentukan dengan jelas.
7)
Manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskan apa
yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli. Pertimbangannya terletak pada
kualitas, pengiriman, dan inovasi; semuanya harus pada tingkat harga yang
memuaskan. Kepercayaan antara pembeli dan penjual sangat dibutuhkan untuk
proses pembelian yang efektif.
8)
Persediaan, keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika
kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi, dan sumber daya manusia
dipertimbangkan.
9)
Penjadwalan, Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan
efisienharus dikembangkan. Permintaan sumber daya manusia danfasilitas harus
terlebih dahulu ditetapkan dan dikendalakan.
10) Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat pada
tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan. Sistem harus dibuat untuk
menjaga kehandalan dan stabilitas. Manager operasi menerapkan sepuluh keputusan
ini dengan mengidentifikasi tugas-tugas utama dan menentukan staf yang diperlukan
untuk mencapainya. Sedikit sekali produk yang secara keseluruhannya hanya
barang atau jasa secara mutlak. Meskipun sepuluh keputusan ini sama bagi barang
dan jasa, kepentingan related dan metode penerapan keputusannya bergantung pada
perbandingan antara barang dan jasa dalam produk.
D. Permasalahan Dalam Strategi Operasi
Setelah sebuah perusahaan menetapkan misinya, mengembangkan dan
menerapkan strategi khusus yang dibutuhkan, manajer operasi akan dihadapkan
dengan beberapa permasalahan. Cara mengkaji permasalahan ini dengan tiga cara. Pertama,
kita mengidentifikasi beberapa prasyarat untuk mengembangkan strategi MO yang
efektif.
1)
Penelitian
Ada beberapa karakteristik yang
memberikan dampak pada keputusan strategi MO.
a.
Kualitas produk yang tinggi (relative terhadap
persaingan)
b.
Penggunaan kapasitas yang tinggi
c.
Efisiensi operasi yang tinggi (rasio produktivitas
karyawan yang diharapkan)
d.
Intensitas investasi yang rendah (jumlah modal yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu dolar penjualan)
e.
Biaya langsung yang rendah per unit (relative terhadap
persaingan)
Kelima penemuan ini
mendukung ROI yang tinggi sehingga harus dianggap sebagai organisasi yang
mengembangkan strategi. Pada analisis kekuatan dan kelemahan relative sebuah
perusahaan, karakteristik ini dapat diukur dan dievaluasi.
2)
Persyaratan
Sebelum menetapkan dan mencoba untuk menerapkan strategi, manager operasi
harus memahami bahwa perusahaan beroperasi dalam suatu system terbuka. Dalam
system ini terdapat banyak factor yang dapat mempengaruhi perkembangan strategi
dan pelaksanaannya. Semakin menyeluruh analisi dan pemahaman factor eksternal
dan internal, kemungkinan keberhasilannya semakin tinggi, Walaupun factor yang
harus dipertimbangkan banyak, setidaknya harus mengandung pemahaman berikut.
a.
Kekuatan dan kelemahan pesaing, begitu juga calon
pendatang baru di pasar, barang pengganti, serta perjanjian dengan pemasok dan
distributor.
b.
Permasalahan lingkungan, teknologi, hukum, dan
ekomoni yang ada sekarang dan yang akan datang.
c.
Siklus hidup produk yang mungkin menentukan
batasan-batasan strategi operasi.
d.
Sumber daya yang tersedia dalam perusahaan dan
fungsi MO.
e.
Penggabungan strategi MO dengan perusahaan dan
area-area fungsional lainnya.
3)
Dinamika
Perubahan strategi terjadi karena dua alasan. Pertama, strategi bersifat
dinamis karena perubahan dalam organisasi. Semua area dalam perusahaan dapat
berubah. Perubahan mungkin terjadi diberbagai area, termasuk SDM, keuangan,
teknologi dan siklus hidup produk. Semua perubahan dapat menimbulkan diferensiasi
dalam kekuatan dan kelemahan organisasi, begitu juga terhadap strateginya.
Strategi juga dinamis karena adanya perubahan lingkungan. Sebagaimana strategi
MO lainnya, strateginya berubah menjadi global.
E. Pengembangan dan Penerapan Strategi
Saat perusahaan berusaha memahami permasalahan yang ada dalam
mengembangkan strategi yang efektif, mereka mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
internal mereka, juga peluang dan ancaman yang terdapat di lingkungan mereka.
Analisis SWOT adalah meteode untuk menentukan kekuatan dan kelemahan internal
di dalam organisasi serta peluang dan ancaman eksternal bagi organisasi. Proses analisis SWOT adalah
Gambar 2.1 Proses analisis
SWOT
1)
Faktor Penentu Keberhasilan dan Kemampuan Dasar
Faktor penentu keberhasilan adalah aktivitas atau faktor yang merupakan
kunci untuk mencapai keunggulan bersaing. Faktor penentu keberhasilan dapat
menjadi sangat penting sehingga sebuah perusahaan harus mencermatinya secara
tepat agar perusahaan dapat bertahan dalam industri. Kemamapuan dasar adalah
seperangkat keahlian, talenta, kemampuan, dan aktivitas yang utama sekali harus
dimiliki oleh suatu perusahaan. Kemampuan dasar menjadikan suatu perusahaan
menentukan dan mengembangkan keunggulan bersaingnya sendiri, dan sebagai
seperangkat alat pendukung factor penentu keberhasilan atau gabungan dari
beberapa factor penentu keberhasilan. Organisasi yang sehat mengidentifikasikan
dan memelihara kemampuan dasarnya.
Gambar
2.2 Contoh Siklus Hidup Perusahaan
2)
Membangun dan Memilih Staf Organisasi
Pekerjaan manajer operasi terdiri atas tiga tahap yaitu :
a.
Mengidentifikasikan strategi dan faktor penentu
keberhasilannya,
b.
Mengelompokkan aktivitas yang diperlukan dalam
satustruktur organisasi, dan
c.
Mengisi organisasi dengan orang-orang yang akan melaksanakan
pekerjaannya.
Manajer bekerja sama dengan
manajer yang ada dibawahnya, membuat rencana, anggaran, dan program yang dapat menerapkan
strategi untuk mencapai misi dengan sukses.
3)
Mengintegrasikan Manajemen Operasi dengan Aktivitas
Lain
Fungsi operasi sangat mungkin berhasil saat strategi operasi dipadukan
dengan fungsi lain dari perusahaan, seperti pemasaran, keuangan, sistem
informasi, dan sumber daya manusia. Sebagai contoh, saat fungsi manajemen
operasi menghasilkan penjadwalan yang efektif dalam industri penerbangan dan
industri pengiriman barang, terciptalah keunggulan bersaing. Manajer operasi
menyediakan sarana untuk mengubah input menjadi output. Perubahan dapat terjadi
dalam proses penyimpanan, transportasi manufaktur, penyebaran informasi, dan
penggunaan barang dan jasa. Tugas manajer operasi adalah menerapkan strategi
manajemen operasi, menghasilkan keunggulan bersaing, dan meningkatkan
produktivitas.
F. Pembahasan
Pertanyaan
1)
Bagaimana
Anda menganalisis implementasi misi perusahaan BSB pada segmentasi siswa di
kampus? Apakah BSB memiliki competitive advantage atau distinctive competencies? Jawab:
Untuk memaparkan analisis strategi BSB di dalam
melakukan persaingan dengan kompetitor, dibutuhkan pemahaman
terkait implementasimisi yang dijalankannya. Misi merupakan suatu tujuan atau landasan pemikiran yang melandasi keberadaan suatu perusahaan. Peningkatan keuntungan
dan kemampuan untuk bersaing merupakan perwujudan pengenalan misi perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Melalui penetapan misi, suatu
perusahaan dapat menghasilkan batasan dan fokus dalam implementasi strategi
yang dijalankan.
Keunggulan
bersaing (Competitive Advantage) mengacu pada kemampuan suatu perusahaan untuk menciptakan sistem yang
memiliki keunggulan unik atas pesaing lain. Dalam kaitan ini, perusahaan
menciptakan nilai pelanggan (customer value) melalui implementasi strategi,
sehingga mampu menciptakan kemenangan di kalangan kompetitor dalam jangka waktu
yang panjang. Sedangkan, distinctive
competencies adalah sumber
daya atau kekuatan yang unik di dalam sebuah perusahaan, dan tidak dimiliki
oleh perusahaan lain. Dalam mengimplementasikan manajemen operasi yang efektif,
BSB dituntut untuk memiliki misi yang bertujuan untuk mengidentifikasi tujuan perusahaan,
dan juga turut menjalankan strategi sebagai acuan dalam pencapaian misi. Dalam
kaitan ini, BSB menjalankan strategi dengan memanfaatkan keunggulan bersaing. Hal ini dibuktikan melalui
faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Spesialisasi. BSB merupakan perusahaan
penghasil pizza yang memiliki segmentasi khusus dalam pelayanan siswa-siswa
pada tingkat perguruan tinggi. Melalui pembatasan segmentasi ini, BSB menjalankan
spesialisasi dengan tujuan untuk menciptakan efisiensi sumber daya yang lebih
terarah, dan berfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan. Dalam kaitan ini,
BSB lebih mengembangkan preferensi untuk menciptakan spesialisasi produk dan
pasar. Keuntungan yang diharapkan melalui strategi spesialisasi ini adalah terciptanya
efisiensi dalam tahapan-tahapan produksi (lokasi terjangkau), mengembangkan
inovasi dalam pengembangan keahlian karyawan (pembuatan varian pizza), dan
meningkatkan jumlah produk yang dijual.
2.
Pengalaman. BSB telah menguasai pasar
layanan pizza di kalangan siswa pada tingkat perguruan tinggi selama 10 tahun.
Hal ini mengimplikasikan BSB memiliki pengetahuan yang detail terkait preferensi
pelanggan. Selama 10 tahun terakhir, BSB juga seringkali melakukan survey
lapangan yang bertujuan untuk mengidentifikasi prospek pelanggan, terutama
terkait dengan kebutuhan dan keinginan, serta nilai pelanggan itu sendiri.
3.
Kecepatan Layanan. Fasilitas yang disediakan
BSB bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa, ditunjukkan melalui
pengembangan jasa layanan antar (delivery order). Hal ini mempermudah siswa
untuk memesan pizza dari manapun, sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar
dengan harus mendatangi langsung untuk melakukan pembelian. Layanan antar ini
juga berimplikasi pada peningkatan kedekatan BSB dengan pelanggan, karena
adanya interaksi yang didukung olehkecepatan dalam tahapan pengiriman. Hal ini dipahami
oleh BSB untuk menciptakan suatu kepuasan pelanggan (melalui riset
karakteristik pelanggan), sehingga pihaknya mengupayakan layanan seefisien
mungkin bagi kalangan siswa.
4.
Brand Recognition (Pengakuan Merek). BSB memahami pentingnya
kekuatan sebuah merek dalam peningkatan loyalitas pelanggan. Dalam kaitan ini,
kekuatan sebuah merek diindikasikan dapat nilai produk yang dihasilkan,
sehingga mampu mempengaruhi keinginan pelanggan untuk melanjutkan pembelian.
BSB memanfaatkan pengalaman yang dimilikinya untuk meningkatkan kekuatan merek
di kalangan siswapada perguruan tinggi. Peningkatan kekuatan merek dikembangkan
melalui kedekatan BSB konsumennya melalui pemilihan produk dan layanan sesuai
kebutuhan konsumen, sehingga perusahaannya dapat lebih dikenal oleh beragam
kalangan.
2)
Apa latar belakang Renee Kershaw dalam memilih dan
mengembangkan layanan operasional pizza untuk menghadapi persaingan dengan
kompetitor? Apa prioritas kompetitifnya? Jawab:
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
oleh Kershaw, kita dapat menerapkan analisis SWOT untuk mencari peluang yang
ada. Dari data tersebut maka didapatkan analisis swot sebagai berikut:
Strength
|
Weakness
|
Lokasi: dekat dengan lingkungan tinggal konsumen
SDM: dekat dengan sumber
|
Variasi terbatas: pilihan menu yang terbatas belum mampu memenuhi
kebutuhan konsumen
|
Knowladge: pengalamannya selama 18 bulan di universitas tersebut membuat
BSB lebih mengerti konsumen
|
Waktu operasi yang terbatas: belum mampu memenuhi kebutuhan konsumen pada
waktu tertentu
|
Opportunity
|
Threat
|
Waktu operasi: dengan lokasinya yang dekat, memperpanjang waktu operasi
akan meingkatkan konsumen
|
Penambahan menu berarti penambahan peralatan dan pelatinan, penambahan
layanan butuh fasilitas
|
Variasi: penambahan variasi makanan dengan menu standard akan menarik
lebih banyak konsumen
|
Pizza merupakan makanan yang mudah disimpan dan disajikan kembali,
kebanyakan siswa memiliki oven dan kulkas
|
Layanan antar: lokasinya yang dekat akan memberikan layanan antar yang
cepat sehingga lebih diminati
|
Banyaknya siswa yang memiliki mobil dan ketatnya jadwal membuat siswa
cenderung makan di luar atau pesan dari luar kampus
|
Gambar 2.3 Analisis SWOT sebelum ada cafetaria
Dari data tersebut maka Kershaw harus
menentukan jenis pengembangan apa yang akan digunakan. Kemudian beliau
memutuskan untuk menambah service berupa layanan antar dan menambah variasi
menu pizza sebagai tambahan menu di grill nya karena beberapa alasan sebagai
berikut:
1.
Sumber Daya. Kershaw memahami faktor
internal yang mempengaruhi pertimbangan dirinya dalam menentukan jenis usaha untuk
dikembangkan. Kekuatan (Strength) yang dipahami Kershaw meliputi
ketersediaan sumber daya dan lokasi. Bagi Kershaw, layanan operasional pizza
merupakan pilihan paling logis untuk diimplementasikan ke dalam bentuk usaha
dalam menghadapi persaingan. Hal ini didasarkan pada kebutuhan layanan yang
nyaman oleh konsumen cukup besar, dari data tersebut 36% siswa memilih untuk
memesan makanan dari luar dengan system layanan antar. Sementara menu Pizza
dipilih berdasar asumsi bahwa penambahan menu pizza dengan topping standar tidak
membutuhkan waktu persiapan dengan jangka waktu yang sangat panjang, sehingga
dapat dijalankan melalui sistem produksi yang efisien. Selain itu dengan menu
ini, tidak perlu banyak pelatihan yang dilakukan oleh karyaannya. Karena
letaknya yang berada di dalam kampus dan system produksinya yang tidak rumit,
maka tenaga kerja dapat diserap dari siswa itu sendiri.
2.
Diferensiasi. Dengan menambahkan variasi
menu berupa pizza, akan memberikan pilihan lebih banyak bagi konsumen namun
demikian tidak membutuhkan skill dan peralatan yang terlalu banyak. Pengembangan
layanan operasional pizza dipahami oleh Kershaw sebagai langkah untuk
menyajikan suatu keunikan bagi pelanggan. Pizza yang dijual BSB dengan
keberagaman topping, memiliki keunikan tersendiri bagi kalangan siswa mengingat
pizza merupakan menu baru yang dihadirkan secara khusus di dalam lingkungan
perguruan tinggi. Selain itu, hasil pengamatan Kershaw menunjukkan bahwa
layanan antar pizza merupakan suatu keunikan (berdasarkan pengalaman),
mengingat hal ini dapat mempengaruhi nilai produk bagi pelanggan, sehingga BSB
mampu mendapatkan atributif positif di kalangan siswa.
3.
Perilaku Konsumen.
Kershaw memahami bahwa segmentasi BSB
akan
didominasi oleh kalangan siswa. Hal ini berimplikasi pada upaya peningkatan
kepuasan pelanggan (siswa), yang notabene merupakan kalangan dengan jadwal yang
padat dan tidak menentu. Sehingga, Kershaw memilih layanan antar sebagai bentuk
inovasi strateginya. Peluang (Opportunities) yang dimiliki BSB untuk
mengembangkan strategi, meliputi hasil persentase bahwa hanya 36% dari
fasilitas layanan antar yang dikirim dari luar kampus. Selain itu, sifat pizza
yang dapat disimpan dan dipanaskan dengam mudah, menjadi pertimbangan Kershaw
dalam mengembangkan layanan ini, mengingat 62% siswa memiliki lemari pendingin
dan microwave.
Prioritas kompetitif
merupakan dimensi yang penting dalam pengembangan sistem produksi, mengingat
hal ini merupakan landasan suatu perusahaan untuk menghadapi kompetitor. Selain
itu, prioritas kompetitif juga dibutuhkan untuk meningkatkan nilai
pelanggan(customer value). Kershaw memahami prioritas kompetitif, sebagai berikut:
1.
Biaya.
Kershaw berusaha untuk mengabil kesempatan dengan menambahakan menu baru. Namun
demikian dia tetap memikirkan aspek-aspek mengenai apakah pengembangan ini
membutuhkan biaya yang signifikan? Apakah pengembangan ini akan memberikan
dampak positif terhadap keuntungan? Dia menempatkan pizza karena operasional
produksi pizza cenderung membutuhkan biaya minimal dan hanya membutuhkan
pelatihan yang minimal pula. Menu pizza dengan topping standard membuat biaya
produksi lebih rendah. Sistem layanan antar pun cukup menggunakan sepeda.
2.
Fleksibilitas & Waktu.
Pengembangan fleksibilitas dikembangkan melalui adanya layanan antar dengan
mengandalkan kecepatan waktu pengiriman, dan lebih mengacu pada keberagaman
topping, sehingga pelanggan lebih banyak memiliki pilihan menu. Selain itu,
adanya pembatasan jenis topping turut menunjang peningkatan fleksibilitas
melalui penghematan waktu persiapan dan pengiriman. Hal ini merupakan bentuk kekuatan
(Strenght) yang belum dimiliki oleh pihak-pihak kompetitor di lingkungan
persaingannya.
3)
Apa
dampak food court baru terhadap operasi pizza Kershaw? Bentuk prioritas
kompetitif apa yang mungkin difokuskan saat ini? Jawab:
Dampak langsung adalah persaingan dengan operator penyedia layanan makanan
semakin bertambah, seperti yang telah diumumkan oleh Universitas. Food court baru tersebut akan mengakomodasi perusahaan makanan
antara lain:
a. Dunkin
Donuts, menawarkan jenis makanan camilan untuk mahasiswa.
b.
Taco Bell, menawarkan easy-to-go makanan cepat saji.
c.
Pizza Hut, menawarkan pizza.
BSB inc adalah
kontraktor tunggal dan penyedia jasa makanan dikampus,
sehingga terbiasa untuk memonopoli pasar. Perhatian dari BSB adalah kenyataan
bahwa operator makanan baru yang datang dengan merek yang mapan membuat mereka
mengalami persaingan. Persaingan datang dari makanan alternatif yang ditawarkan
oleh Dunkin Donuts dan Taco Bell yang menawarkan makanan ringan dan cepat saji.
Jenis makanan tersebut akan menjadi
pesaing yang cukup kuat melihat kebiasaan siswa dngan jam yang ketat.
Adanya pesaing
menghadirkan tantangan baru dan menghadirkan analisis baru dalam SWOT:
Strength
|
Weakness
|
Kenyamanan: Memberikan layanan antar
|
Kapasitas terbatas
|
Terjangkau: Mampu meproduksi dengan biaya variatif sesuai kebutuhan
konsumen
|
Variasi terbatas belum mampu memenuhi tuntutan konsumen
|
Knowladge: Berpengalaman dalam mengerti keinginan konsumen
|
|
Opportunity
|
Threats
|
Waktu operasi lebih lama, terutama pada Jumat dan Sabtu
|
Kurang terkenal
|
Lebih banyak pilihan fariasi (dibanding Pizza Hut)
|
Kurang flexibel dalam pilihan jenis makanan
|
Gambar 2.4 Analisis SWOT sesudah ada cafetaria
Di sektor yang sama,
BSB akan menghadapi Pizza Hut yang menawarkan pilihan pizza. Pizza Hut menjadi
kompetitor utamanya karena BSB sudah mendapatkan banyak keuntungan pada
penjualan pizza nya. Namun Kershaw harus mencatat fakta bahwa waralaba Pizza
Hut memiliki kelebihan dan kekurangan:
a.
Kelebihan, Pizza Hut merupakan penyedia
jasa makanan yang sudah terkenal dalam pelayanan pizza. Bahkan Pizza Hut
menjadi lebih terkemuka ditambah dengan kekuatan finansialnya. Hal ini menjadi
ancaman bagi BSB dalam mencari pangasa pasar penjualan pizza.
b.
Kekurangan, Pizza Hut dikampus memiliki
keterbatasan yakni: Pizza Hut tidak memiliki layanan delivery. Selain itu Pizza
Hut juga masih menawarka pilihan toping yang terbatas.
Dengan adanya persaingan makanan baru,
BSB harus memutuskan perioritas competitive mana yang akan memberikan
keunggulan competitive sehingga lebih mampu untuk bersaing dengan competitor. Perioritas competitive BSB yakni:
1.
Diferensiasi, BSB menyediakan kombinasi toping untuk pizzanya
sehingga bersaing secara frontal dengan Pizza Hut. BSB berupaya untuk
memvariasikan menunya dengan tidak mengorbankan kualitas.
2.
Biaya, BSB harus tetap menjaga harga dari makanan yang
dijual. Pizza Hut cenderung akan mempertahankan brand nya dan enggan untuk
menurunkan harga.
3.
Response, Perioritas competitive BSB lainnya adalah layanan
delivery. karena Pizza Hut tidak menawarkan jasa pengiriman. BSB harus mampu
meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi peningkatan pesanan.
Memperpanjang waktu operasi terutama pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan
siswa ketika toko yang lain tutup untuk menapatkan “Night-Owl Market”
4.
Fleksibilitas, BSB harus mampu menyediakan pilihan makanan yang
bervariasi untuk menghadapi tiga competitor barunya. Sebaiknya BSB mulai
menyediakan makanan dengan basisi snack, makanan capat saji dan tentu saja
pizza dengan lebih banyak pilihan toping sesuai tuntutan pelanggan.
4)
A)
Jika BSB mengubah perioritas competitive, apa kesenjangan yang muncul antara
perioritas competitive dan kemampuan prosesnya? Jawab :
BSB berupaya melakukan
mass costumization, yaitu pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi
keinginan pelanggan yang semakin unik, secara cepat dan murah. Dalam upaya
menambah variasi menu yang ditawarkan untuk memenuhi keinginan pelanggan, BSB
menambahkan menu pizza pada grill nya. Tidak lama keberadaan menu pizza ini
diterima oleh konsumen dan memberikan dampak positif bagi profit.
Dia tidak memiliki
fasilitas kusus untuk memproduksi pizza. Hal ini memaksa pihak BSB untuk
melakukan penginstalan peralatan untuk produksi pizza di grill nya. Seiring
dengan peningkatan permintaan akan produk tersebut, BSB mengalami permasalahan
baru. Kershaw menyadari bahwa kapasitasnya saat ini tidak cukup untuk memenuhi
peningkatan permintaan untuk pizzanya. Hal tersebut memaksa Kershaw untuk
mengembangkan fasilitas untuk menunjang produksi pizza. Dengan areal yang
terbatas, produksi pizza akan memberikan beban pada kegiatan grill nya. Selain
itu kebutuhan akan banyak permintaan pizza dapat mengorbankan biaya produksi
grill untuk produksi pizza.
Selain itu,
pengembangan menu baru harus diikuti dengan operasional yang baru. Karyawan
harus mampu memproduksi pizza sehingga dbutuhkan pelatihan. Penawaran service
yang diajukan Kershaw menuntutnya untuk menambah pekerja operasional dan
peralatan opersionalnya.
B) Apa pengaruh operasi proses dan keputusan kapasitas?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, keputusan untuk menambahkan menu
akan meningkatkan kebutuhan akan peralatan baru yang harus diimbangi dengan
pengetahuan mengenai proses produksi yang baru. Bertambahnya lini produksi dan
meningkatnya permintaan harus diikuti dengan proses operasi yang memadai.
Apabila proses yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan maka akan terjadi
penurunan pendapatan. Dalam kasus Kershaw, dijelaskan bahwa Kershaw dihadapkan
dengan masalah produksi yang lambat sehingga dia hanya menyediakan menu
standard siap masak ketika ada pesananan. Selain itu keputusannya untuk
memberikan jasa layanan antar mengharuskan sistem delivery menjadi satu sistem
yang memberikan kenyamanan bagi konsumen. Sistem ini harus diatur sedemikian
rupa agar memenuhi kebutuhan konsumen.
Peningkatan akan pesanan memaksa Kershaw juga harus meingkatkan kapasitas
produksinya. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya, Kershaw dituntut
untuk melakuakan mass customization dimana dia dituntut untuk meningkatkan
variasi dan jumlah produksi yang besar.
5)
Apa
yang akan menjadi strategi pelayanan yang baik bagi kershaw untuk memenuhi
persaingan food court di kampus? Jawab :
Dengan munculnya layanan makanan baru di kampus seperti DunkinDonuts,
Tocca Bell dan Pizza Hut, Kershaw menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam
memahami dampak dari munculnya para pesaing pada prefensi pelanggan. Mengatahui
bahwa fakta Pizza Hut adalah standar kelas dunia dalam hal kualiatas dan rasa,
Kershaw harus datang dengan strategi bisnis yang baik. Rekomendasi untuk
strategi Kershaw adalah:
1.
Competing
on Cost by lowering cost operation.
Menawarkan berbagai pizza
dengan harga yang lebih murah. Gerai makanan kampus, terutama untuk produk
pizza merupakan sebagai sumber persaingan untuk BSB. Operator makanan ini
cenderung menawarkan banyak kombinasi pizza. Dengan demikian, Kershaw bisa
mempertahankan keunggulan kompetitif dengan menawarkan berbagai pizza dengan
berbagai toping dan harga pantas. Kunci dari strategi ini adalah untuk
mempertahankan kualitas dan berinovasi pada penawaran produk, misalnya, Kershaw
bisa menawarkan pizza yang berbeda dengan apa yang ditawarkan Pizza Hut
(seperti pizza Tandoori pedas, pizza vegetarian dan pizza ayam hot). Hal ini
dapat memungkinkan pelanggan untuk memiliki lebih banyak pilihan yang unggul
dalam kualitas namun terjangkau. Dengan menawarkan pizza vegetarian yang
ditawarkan oleh Pizza Hut, para siswa internasional yang vegetarian (siswa
yaitu dari India
dan Cina) juga bisa menikmati pizza. Hal ini bisa menciptakan pasar minoritas
untuk BSB kalangan vegetarian.
Karena kenyataannya bahwa mayoritas penduduk
universitas adalah siswa yang tidak memperoleh penghasilan tetap dan stabil,
Kershaw harus menawarkan pizza yang terjangkau bagi mereka. Untuk Mengalahkan
pesaingnya, Kershaw harus menjual Pizza dengan harga yang lebih rendah dari
Pizza Hut. Dengan menawarkan berbagai pizza dengan harga yang lebih murah,
Kershaw dapat meningkatkan permintaan, akhirnya meningkatkan keuntunganya.
Upaya untuk menekan operational cost dilakukan Kershaw dengan menyiapkan bahan
stengah jadi, dan menggunakan alat transportasi berupa sepeda dan melakukan
penambahan pegawai hanya untuk pekerjaan delivery saja.
2.
Competing
on Quality
Menjaga kualitas yang baik dan konsisten. Memahami
kebutuhan pelanggan dan menjaga kualitas yang baik adalah hal yang penting
dalam memastikan keberhasilan, terutama dalam industry makanan, karena para
pelanggan merupakan nilai lebih bagi perusahaan. Untuk beberapa pelanggan,
harga mungkin kurang penting dibandingkan dengan kualitas. Kershaw harus terus
menerus memperkuat standar kualitas pizza untuk tetap sesuai dengan pelanggan
didalam dan diluar kampus. Kershaw
dapat menyajikan Pizza dengan topping yang lebih berkombinasi.
3.
Competing
on Speed.
Telepon order dan tepat dalam waktu pengiriman.
Pesaing langsung Kershaw, Pizza Hut mungkin bisa menyamai harga pizza BSB,
tetapi mungkin kalah dalam hal seleksi dan pengiriman, karena Pizza Hut tidak
menerima pesanan telepon dan tidak menawarkan jasa pengiriman, Kershaw harus
mengambil keuntungan dengan menawarkan layanan ini kepada pelanggan. Kershaw
harus memungkinkan pesanan telepon karena sebagian besar siswa menghadapi
jadwal yang tidak menentu yang mempersulit mereka untuk makan di luar. Selain itu pengiriman harus dilakukan tepat waktu untuk
memastikan kepuasan pelanggan. Competing on Speed juga
terkonsentrasi pada upaya Karsew untuk terus berinovasi dengan cepat untuk
mengembangkan produk baru sesuai keinginan konsumen.
4.
Competing
on Flexibility
·
Memperpanjang
Waktu Service. Kenyataan
bahwa jadwal siswa yang ketat dan tidak sesuai dengan jam layanan kantin,
Kershaw harus memperluas kegiatan usahanya sampai tengah malam. Beberapa siswa
cenderung belajar sampai tengah malam dan ingin makan malam. Bahkan mereka
mencari food court terdekat untuk kenyamanan. Banyak siswa cenderung untuk
belajar dan berdiskusi kelompok diluar perpustakaan saat makan malam pada saat
yang sama. Dengan demikian, penting untuk Kershaw untuk memperpanjang jam
operasi dan melayani makanan seperti pizza atau burger di kantin. Akibatnya,
Kershawbisa mempertahankan keunggulan kompetitif dan bersaing dengan Pizza Hut
dan Taco Bell.
·
Memperluas
jaringan distribusi.
Saat ini, Kershaw menyewakan tiga fasilitas layanan makanan yaitu kantin, ruang
dogwood, dan Little Grill namun, dia mendekati kapasitas penuh
dan sedang memperluas operasi pizza. Dengan demikian, dia harus
mempertimbangkan lokasi baru karena ruang dilokasi grill sangat terbatas. Dia
bisa memilih untuk mengatur kenyamanan dan fasilitas makanan yang menarik
seperti jenis kios dan distro, dengan memperhatikan pengembalian investasi.
BAB
III
KESIMPULAN & REKOMENDASI
Penambahan variasi kedalam menu dengan tetap menjaga kualitas,
fleksibilitas, harga dan kecepatan pengiriman adalah salah satu strategi bagi
BSB untuk mempertahankan keunggulan kompetitif walaupun muncul saingan baru
seperti Pizza Hut dan Dunkin Donut. Peningkatan permintaan untuk kombinasi
toping tambahan dan meratakan penjualan menunjukan bahwa BSB harus memperluas
berbagai produknya. Perluasan produk menuntut adanya pengembangan operasional.
Pengembanagn kapasitas produk pada Kershaw menunjukan keinginan pelanggan dalam
berbagai pilihan, jam layanan yang ditambah akan memungkinkan BSB untuk
menawarkan layanan ketika PizzaHut ditutup, atau ketika siswa berada dikamar
asrama mereka.
Namun peningkatan berbagai produk tersebut akan mempengaruhui pelayanan
dan biaya. Kershaw mungkin tidak dapat memiliki bahan pizza yang siap untuk
oven. Dia juga akan perlu untuk persediaan topping tambahan. Jika dia akan
mempertahankan pelayanan yang baik, dia harus menyewa pekerja tambahan. Karena
itu pasti akan ada berbagai trade off
antara kualitas
layanan dan biaya jika dia memutuskan untuk focus pada, cost, speed, kualitas
dan fleksibilitas produk. Dengan menggunakan metode analisis SWOT, operasional
layanan makanan (food service) dari BSB.Inc bisa diidentifikasi sebagai berikut
:
1) Misi : Memberikan pelayanan yang dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan sehingga dapat memberikan profit yang maksimal bagi
perusahaan.
2)
Strength : spesialisasi produk,
pengalaman, kecepatan layanan antar (delivery service), brand recognition,
cost, kustomisasi produk dan volume, fleksibiltas.
3)
Weakness : sumber daya (tempat,
peralatan, pegawai), keterbatasan variasi menu yang disediakan.
4)
Opportunity
: Jadwal siswa yang padat dan tidak menentu, 62% siswa memiliki kulkas dan
microwave untuk memanaskan kembali pizza.
5)
Threat :
·
Persentase siswa sebesar 84% yang membawa mobil
sendiri
·
Pengaruh / pengalaman para siswa dalam membandingkan
menu pizza yang ada di luar kampus (pizza wars) dengan pizza yang disiapkan
oleh BSB.Inc
·
Dibukanya food court baru membuat BSB.Inc. memiliki
calon kompetitor kuat
6)
Stategi :
a.
Menjual Pizza dengan harga yang lebih rendah dari
Pizza Hut (Competing on Cost).
b.
Memperkuat standar kualitas pizza menyajikan Pizza
dengan topping yang lebih berkombinasi (Competing on Quality).
c.
Pengiriman harus dilakukan tepat waktu (Competing on
Speed).
d.
Terus berinovasi dengan cepat untuk mengembangkan
produk baru sesuai keinginan konsumen (Competing on Speed).
e.
Memperpanjang jam operasi dan melayani makanan
seperti pizza atau burger di kantin (Competing on Flexibility).
f.
Mempertimbangkan lokasi baru karena ruang di lokasi
grill sangat terbatas.
g.
Menambah variasi menu dan mengatur kenyamanan dan
fasilitas makanan yang menarik seperti jenis kios dan distro, dengan memperhatikan
pengembalian investasi (Competing on Flexibility).
7)
Competitif advantage :
Dengan menggunakan startegi
penerapan priority competitive diharapkan BSB.Inc, dapat memetik keuntungan
kompetisi sebagai berikut :
a.
Tingkat kepuasan pelanggan di lingkungan kampus
semakin meningkat.
b.
Menciptakan brand equity yang kuat.
c.
Bertahan dan memenangkan kompetisi terhadap
kompetitor (be amarket leader).
d.
Meningkatkan nilai dan profit perusahaan.